Archive | April 2019

LITERASI FINANCIAL GENERASI MILENNIAL


Generasi millennial merupakan generasi terbaru yang memasuki angkatan kerja global (Ng, E. S., Lyons, S., & Schweitzer, L., 2012). Generasi millennial adalah generasi yang dibentuk pada saat perubahan mode ekonomi terjalin dengan perubahan teknologi, masyarakat, dan sistem pendidikan (Kelan & Lehnert, 2009, p.1). Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi berupa media sosial juga banyak memberikan dampak pada kehidupan sosial serta gaya hidup terutama bagi generasi millennial (Zhang et. al., 2010 dan Wang et. al., 2011). Selalu tampil mengikuti trend dan “exist”, baik di dunia riil maupun media sosial, adalah salah satu contoh perubahan perilaku yang terjadi akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (Mulyana & Soeaidy, Soleh.Adhitya Rahmat, 2017).

Beberapa artikel dan penelitian membahas mengenai perubahan gaya hidup generasi millennial di Indonesia. “Muda, Kaya, dan Berbahaya” yang dilansir oleh majalah online Tempo (https://indonesiana.tempo.com) dan penelitian Desira dan Darmajanti (2013) berjudul “7 Eleven: Gaya Hidup Remaja Perkotaan Saat ini” adalah beberapa artikel dan penelitian yang menceritakan perubahan gaya hidup masyarakat urban generasi millennial. Artikel pertama menjelaskan mengenai masyarakat urban berusia muda yang semakin konsumtif. Dalam artikel tersebut diceritakan bahwa kaum muda urban ini bisa menghabiskan 250 ribu untuk sarapan demi makan di tempat mewah bersama rekan kerjanya, membeli jam dengan harga ratusan juta, ataupun menghabiskan uangnya untuk jalan-jalan keluar negeri. Beberapa orang dari mereka juga menghabiskan gajinya demi membayar kartu kredit dan cicilan mobil mewah. Penelitian Departemen Sosiologi UI yang dilakukan oleh Desira dan Darmajanti (2013) juga menjelaskan perubahan budaya masyarakat modern kota yang semakin konsumtif dan instan. Masyarakat modern kota saat ini lebih mementingkan aspek konsumsi dibandingkan produksi.

Masyarakat urban generasi millennial yang diceritakan dalam artikel-artikel di atas sebetulnya memiliki gaji yang terbilang di atas rata-rata. Pada awal bekerja mereka mendapatkan 7 hingga 10 juta per bulan, beberapa di antaranya bahkan setelah 4 tahun memiliki gaji di atas 35 juta per bulan (Chamim, 2016). Namun dengan gaya hidup hedonis dan konsumtif ini, nampaknya mereka tidak menerapkan literasi finansial dalam mengambil keputusan keuangan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kesalahan perencanaan keuangan berdampak bukan hanya pada kesejahteraan ekonomi saat ini, melainkan masa mendatang. Penelitian Mitchell (2011) dan Poterba (2007) dalam Agarwalla et. al. (2015) menunjukkan bukti bahwa banyak orang yang kurang menabung, gagal dalam menginvestasikan uangnya dengan bijak, serta terjebak dalam hutang.

Hasil survey yang dilakukan FINRA Investor Education Foundation tahun 2012 menunjukkan generasi millennial Amerika memiliki tingkat literasi finansial yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya (Mottola, 2014). Hal yang sama juga terjadi di berbagai negara lainnya. Penelitian Agarwalla et. al. (2015) menunjukkan rendahnya tingkat literasi finansial pada pekerja usia muda urban di India, Navickas et. al. (2014) menunjukkan rendahnya tingkat literasi finansial pada kaum muda di Lithuania, serta Cameron et. al. (2014) yang juga menunjukkan rendahnya tingkat literasi finansial di New Zeland. Survey yang dilakukan oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga menunjukkan masih rendahnya literasi finansial di beberapa negara dan banyaknya orang dewasa muda yang mengalami masalah keuangan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa literasi finansial memiliki peran yang penting bagi stabilitas keuangan negara serta dalam menjamin kesejahteraan finansial individu baik saat ini maupun masa mendatang. Namun dengan adanya fenomena perubahan sosial dan gaya hidup “kekinian” masyarakat urban generasi millennial, nampaknya masyarakat urban generasi millennial kurang peduli akan literasi finansial. Faktanya, angkatan kerja terbaru dan terbanyak saat ini diduduki oleh generasi millennial. Generasi inilah yang saat ini dan nantinya akan menentukan kondisi keuangan negara. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk memahami peran perubahan perilaku sosial dan gaya hidup “kekinian” masyarakat urban generasi millennial, khususnya yang baru bekerja, terhadap tingkat literasi finansial.

Reference:

Mulyana, D., Soeaidy, M. S., & Taufiq, A. R. (2019). Millennial Urban Generations: Does Become “A  Current Generation” Shiff Their Attention to Financial Literacy. Malaysian Journal of Consumer and Family Economics22, 19-27.

This entry was posted on April 23, 2019, in Artikel.